google-site-verification: google1e28bac1de21ca35.html google-site-verification: googleabd9a7fe0e6a5f0e.html

Rabu, 25 November 2015

Rapat Koordinasi KPAK Aceh Utara

Rapat Koordinasi KPAK Aceh Utara
Rapat Koordinasi KPAK Aceh Utara
Rapat Koordinasi KPAK Aceh Utara


Rapat Koordinasi KPAK Aceh Utara Pada hari Rabu tanggal 25 November 2015


Istilah 3M atau MMM seolah lekat dengan dunia penganggulangan HIV dan AIDS serta dunia Kesehatan Reproduksi. Apa lagi kepanjangannya kalau bukan ManMoney, dan Mobile. Atau, sering pula istilah itu digabungkan menjadi satu yaitu Mobile Man with Money. Artinya, laki-laki yang sedang bepergian, entah dalam rangka tugas dari kantor yang berbekal setumpuk SPPD itu, atau memang harus berada di kota atau bahkan negara yang berbeda yang mengharuskannya untuk berada jauh dari keluarga.

Kenapa harus laki-laki? Apakah tidak ada perempuan yang juga bepergian dan tinggal jauh dari keluarga karena tuntutan pekerjaan? Bukankah kesetaraan gender saat ini telah membawa persamaan hak untuk bekerja antara laki-laki dan perempuan? Ternyata, banyak penelitian membuktikan bahwa memang masih laki-laki lah yang berkontribusi paling tinggi terhadap penyebaran infeksi HIV ke orang lain. Dan orang lain itu sebagian besar adalah perempuan!

Rapat Koordinasi KPAK Aceh Utara

Rapat Koordinasi KPAK Aceh Utara
Rapat Koordinasi KPAK Aceh Utara

Istilah 3M sendiri sepertinya mengisyaratkan adanya 3 faktor yang memungkinkan terjadinya penularan HIV yang dibawa oleh laki-laki. Lebih tepatnya tinggal 2 (dua) faktor karena menjadi laki-laki itu sendiri (“man”) sudah memenuhi salah satu faktornya. Tinggallah faktor kedua yaitu “mobile”, yang bisa bermakna laki-laki tersebut sedang bepergian, sedang dalam perjalanan, atau sedang tinggal di suatu tempat untuk waktu cukup lama sementara keluarga berada di tempat atau kota yang lain. Kemudian faktor ketiga yaitu “money”, bukankah ada kata bijak yang menyatakan bahwa akar kejahatan adalah uang? Artinya, tanpa uang tak mungkin “man” bisa membeli seks komersil. Tanpa uang tak akan ada istilah “om-om senang” dan “sugar daddy” atau “boda-boda men” di salah satu negara Afrika.